Forum itu bernama jumat malam.
Terbentuk karena sebagai manusia yang tak mampu menanggung beban dan derita kolektif kehidupan. Beban yang semakin memberatkan punggung dua orang anak manusia yang lahir dengan warna derita dan kebudayaan yang berbeda. Jumat malam juga terlahir dan dapat senantiasa berlangsung karena memang sebagai manusia, kita butuh ‘cerita’ dan mendengarkan. Dan yang paling penting dari jumat malam adalah kesadaran sebagi seorang manusia wajib memiliki seorang teman sebagai tempat untuk pulang ke rumah dengan saling berbagi cerita. Agar kita tetap ‘waras’.
Mari berbicara. Kurang apa lagi? Sudah ada kopi, rokok dan jajanan ala warkop yang seadanya, dan memang benar-benar merakyat. Selain itu, memang inilah kesanggupan kami. Karena kami berdua bukan terlahir dari keluarga kaya.
Tempat untuk jalankan ritual ini pun berlainan dan berpindah-pindah. Kadang di medaeng, disebelah tempat mencuci mobil. Kadang di dekat Ramayana Bungurasih, kadang daerah ‘latih’ dekat SMA 15 Surabaya, kadang di sebelah rel kereta. Berpindah pindah. Bergantung dengan suasananya. Kadang tidak di warung kopi tapi di dekat sungai sebelah rutan medaeng.
Ssssssshhh ah.
Asap rokok berhembus dari mulut kami yang telah menghitam. Kemudian menghirup kopi panas yang kemudian akan menyalakan jiwa kami yang dipadamkan oleh struktur dan nilai-nilai.
Kami terus bercerita. Berganti-ganti. Saling mendengarkan. Berdebat. Saling membenarkan. Marah. Setuju. Tertawa. Hampir menangis. Memang itu yang kami lakukan hingga kami berpisah, lantas berpelukan akrab dengan angin pagi. Dan kita kembali pulang.
Citra Dara Vresti T dan Tulus Hajianto
Forum Jumat Malam
0 komentar:
Posting Komentar